GEREJA DI TENGAH KEHIDUPAN MODERASI BERAGAMA (Matius 22:37-40) Aktualisasi Peran Gereja di tengah Kehidupan Moderasi Beragama Mewujudkan Masyarakat yang Damai dan Bersatu

Isi Artikel Utama

Perobahan Nainggolan

Abstrak

Istilah moderasi dalam bahasa inggris disebut moderation yang berarti sikap sedang atau sikap tidak berkelebihan. Artinya sikap yang moderat selalu berada di tengah-tengah, baik menyelesaikan masalah maupun dalam bersikap dan berperilaku. Moderasi beragama sangat diperlukan sebab sikap ekstrem dalam beragama tidak sesuai dengan ajaran agama itu sendiri. Ektremitas agama sering mengakibatkan lahirnya konflik, rasa benci, intoleransi dan bahkan peperangan yang memusnahkan peradapan. Oleh karena itu moderasi beragama adalah bagian dari strategi suatu bangsa dalam merawat kemajemukan dan keberagamannya.


Menurut Ridwan Lubis bahwa moderasi beragama itu merupakan suatu pemikiran dan gagasan tidak ekrtem, terbatas dan memiliki alasan-alasan yang juga terbatas. Dengan demikian moderasi beragama suatu gerakan atau gagasan yang berusaha untuk menjadikan pemikiran keberagamaan tidak menimbulkan ekses terhadap yang lain. Dalam model keberagamaan yang ideal adalah lebih menekankan substansi atau makna dibanding dengan simbol, sehingga tidak menimbulkan ekses kekerasan atau radikalisme.


Indonesia dikenal dengan Negara plurlitas. Kepluralitasan itu dijumpai dalam eksistensi masyarakat, yakni: agama, suku, bahasa, ras dan budaya. Masyarakat plural dan majemuk merupakan keunikan dan sekaligus menjadi kekayaan bangsa Indonesia sebagai ciri khas keindonesiaan yang patut dibanggakan. Dunia juga mengakui bahwa Indonesia memiliki keragaman budaya yang dikenal dengan masyarakat multikultural, maksudnya bahwa Indonesia terdiri dari dari keragaman budaya yang dijalin dari berbagai individu dan etnis tertentu termasuk agama yang yang berinteraksi dalam komunitas masyarakat.  

Rincian Artikel

Bagian
##section.default.title##