MANGALAP TONDI Suatu Kajian Dogmatis Terhadap Tradisi Ritual Mangalap Tondi Kepada Seseorang Yang Terkena Musibah dalam Budaya Batak Toba Beragama Kristen Protestan di Desa Sordang Raya, Nagori Dolok Simbolon, Kec. Tapian Dolok, Kab. Simalungun

Penulis

  • Alfred Dayego Sirait Sekolah Tinggi Teologi Gereja Methodist Indonesia
  • Manimpan Hutasoit Sekolah Tinggi Teologi Gereja Methodist Indonesia
  • Parsaulian Simorangkir Sekolah Tinggi Teologi Gereja Methodist Indonesia

Kata Kunci:

Tubuh, roh, Batak Toba, Mangalap Tondi, Iman Kristen

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meluruskan dan mentransformasi sudut pandang masyarakat Batak Toba yang beragama Kristen Protestan di Desa Sordang Raya terhadap praktik ritual mangalap tondi. Sebelum agama Kristen datang ke tanah Batak, masyarakat Batak Toba meyakini bahwa roh (tondi) dapat keluar masuk dari tubuh manusia tanpa disadari saat tidur, bermimpi, kaget, atau  mengalami kejadian yang hampir merenggut nyawanya sehingga orang tersebut hanya akan  jatuh sakit seperti tidak memiliki semangat dan daya hidup, pikiran kosong dan suka melamun. Namun, Alkitab mengajarkan bahwa tubuh dan  roh adalah satu entitas yang tidak dapat dipisahkan. Jika roh meninggalkan tubuh, maka tubuh akan mati dan roh akan kembali kepada Allah. Berkenaan dengan hal ini, maka penulis melakukan penelitian dogmatis dengan mendukung, mengoreksi makna positif dari ritual mangalap tondi agar penerapan ritual mangalap tondi sesuai dengan ajaran iman Kristen

Unduhan

Diterbitkan

2024-07-08

Terbitan

Bagian

Teologi Anugerah