ANGKAT KAKI-LAH DARI BABEL Panggilan untuk menjadi tidak serupa dengan dunia kejahatan (Upaya Menafsir Wahyu 18:1-24 dalam konteks masa kini)

Penulis

  • Bangun Sitohang Sekolah Tinggi Teologi Gereja Methodist Indonesia

Kata Kunci:

Angkat kaki, Panggilan, dunia kejahatan

Abstrak

Ranggawarsita dalam Serat Kalatida pernah mengatakan bahwa suatu kali negeri ini akan masuk jaman edan, yang tidak edan katanya tidak kebagian.1 Karena itu, kemudian orang berlomba-lomba jadi edan supaya bisa kebagian menikmati dunia. Orang menghalalkan segala cara untuk dapat menikmati keuntungan dan memperoleh kekayaan, bahkan bila perlu tutup mata dan tutup telinga terhadap ketidakbenaran dan kejahatan yang terjadi. Indonesia termasuk sebagai Negara terkorup di dunia, belum lagi kemerosotan moral melanda dengan hebat kalangan mudanya (seks bebas, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba). Di tengan keadaan seperti itu, gereja punya pilihan: ikut-ikutan dan menjadi sama dengan yang lain, berdiam diri - tutup mata, tutup telinga sejauh tidak merugikan gereja; atau menarik diri, keluar dari pergaulan dengan masyarakat yang menyebarkan aroma kejahatan tersebut. Panggilan untuk tidak menjadi serupa dengan dunia bukan berarti membuat kita membentuk komunitas yang eksklusif dan tertutup dari dunia luar, melainkan panggilan untuk tidak ikut serta dalam kejahatan dosa berjemaah) dan sekaligus panggilan untuk memerangi kejahatan tersebut.

Unduhan

Diterbitkan

2024-07-08

Terbitan

Bagian

Teologi Anugerah