HIDUP DI BALIK KEMATIAN Suatu Kajian Dogmatis atas Konsep Hidup di Balik Kematian Menurut Budaya Batak Toba Beragama Kristen Protestan di Desa Sampuran, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara

Penulis

  • Noni Maria Purba Sekolah Tinggi Teologi Gereja Methodist Indonesia
  • Manimpan Hutasoit Sekolah Tinggi Teologi Gereja Methodist Indonesia
  • Fernando Sibarani Sekolah Tinggi Teologi Gereja Methodist Indonesia

Kata Kunci:

Kematian, Batak Toba, Intermediate State, Sheol, Hades, Tondi, Sahala

Abstrak

Kematian adalah kejadian yang akan dialami orang, kecuali orang percaya yang masih hidup saat kedatangan Yesus yang keduakali, tidak perlu mengalami kematian melainkan diubahkan seketika dengan tubuh yang tidak fana untuk mendapat tempat di sorga tempat yang tidak fana (lih. 1 Kor. 15: 51). Suatu pertanyaan besar adalah dimana dan kemanakah orang meninggal itu akan pergi dan masih adakah hubungan antara orang yang sudah meninggal dengan orang yang masih hidup? Di sini penulis memilih suku Batak Toba sebagai lokusnya, karena tidak sedikit orang Batak Toba yang beragama Kristen Protestan baik yang tinggal di kota maupun yang tingggal di kampung meyakini adanya hubungan antara orang meninggal dan hidup, yang bisa memberkati dan menjaga setiap keturunannya. Maka dari itu, penulis membuat suatu kajian dogmatis atas “konsep hidup di balik kematian menurut budaya Batak Toba beragama Kristen Protestan di Desa Sampuran, Kec. Muara, Kab. Tapanuli Utara.

Unduhan

Diterbitkan

2021-06-07

Terbitan

Bagian

Teologi Anugerah