PERJAMUAN KUDUS BAGI ANAK Kajian Dogmatis Mengikutsertakan Anak-Anak Pada Perjamuan Kudus dalam Ajaran John Wesley dan Implementasinya Bagi Gereja Methodist Indonesia

Penulis

  • Juanna Ria Br. Sitorus Sekolah Tinggi Teologi Gereja Methodist Indonesia
  • Manimpan Hutasoit Sekolah Tinggi Teologi Gereja Methodist Indonesia
  • Perobahan Nainggolan Sekolah Tinggi Teologi Gereja Methodist Indonesia

Kata Kunci:

Perjamuan Kudus, Anak-Anak, Baptisan, Katekisasi Sidi, John Wesley, Sarana Anugerah, Keselamatan Universal, Gereja Methodist Indonesia

Abstrak

Perjamuan kudus adalah salah satu dari dua sakramen yang diakui oleh aliran Kristen Protestan, karena merupakan perintah langsung dari Yesus Kristus di dalam Alkitab sebagai syarat penetapan sakramen. Pelaksanaan perjamuan kudus dilaksanakan atas perintah Yesus yang menyatakan: “Perbuatlah ini sebagai peringatan akan Aku”. Perayaan perjamuan kudus yang dilakukan oleh Yesus dengan muridmurid-Nya berkaitan dengan perjamuan paskah bangsa Israel. Perayaan paskah Israel dilakukan untuk mengingat karya penyelamatan Allah yang menyelamatkan bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir sedang perjamuan kudus dilakukan yaitu untuk mengingat kembali peristiwa yang sudah pernah terjadi dalam pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya mengalahkan kuasa maut yang mendatangkan keselamatan bagi setiap orang percaya kepada-Nya. Akhir-akhir ini persoalan mengenai mengikutsertakan anak-anak yang belum katekisasi sidi pada perjamuan kudus hangat dibicarakan, khususnya di Gereja Methodist Indonesia yang menganut doktrin Wesley. Menurut John Wesley perjamuan kudus adalah means of grace (sarana anugerah) yang bersifat universal, oleh karena itu anak-anak boleh ikut serta dalam perjamuan kudus. Namun, banyak Gereja dalam naungan Gereja Methodist Indonesia sendiri yang belum memadai pemahamannya tentang doktrin dari John Wesley tentang Perjamuan Kudus sehingga ada perbedaan pandangan di beberapa jemaat Gereja Methodist Indonesia sendiri yang berakhir pada pro dan kontra khususnya tentang siapakah yang diikutsertakan untuk mengikuti Perjamuan Kudus. Menurut penulis, bertolak dari perbedaan pandangan ini, perlu melakukan penelitian yang mendalam terhadap pengajaran John Wesley terkait pro dan kontra tentang siapa yang diikutsertakan mengikuti perjamuan kudus, apakah anak-anak diizinkan atau tidak. Tentu yang diterapkan oleh Gereja Methodist Indonesia adalah pengajaran John Wesley agar Gereja Methodist Indonesia tidak kehilangan identitasnya sebagai penganut ajaran John Wesley dan menganut pengajaran yang alkitabiah, dimana pengajaran John Wesley adalah pengajaran yang alkitabiah.

Unduhan

Diterbitkan

2021-12-02

Terbitan

Bagian

Teologi Anugerah