DIPANGGIL DAN DIUTUS UNTUK BERBUAH : SUATU KAJIAN TEOLOGIS – PRAKTIS TENTANG UPAYA GEREJA UNTUK MEMBANGUN MASYARAKAT E GALITER DALAM MEMELIHARA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI) MENYIKAPI TAHUN POLITIK 2018 - 2019

Penulis

  • Perobahan Nainggolan Sekolah Tinggi Teologi Gereja Methodist Indonesia

Kata Kunci:

Gereja, Agama, Pancasila, NKRI, Egaliter, Aktif dan Kreatif

Abstrak

Kehadiran Gereja dalam politik, tidak sekedar ikut serta menjadi penggembira atau penonton melainkan sebagai pemeran yang berkewajiban memberikan penilaian normatif. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian terhadap Negara, apakah penyelenggaraan Negara dilaksanakan sesuai dengan norma-norma kebaikan dan kebenaran, contohnya: apakah hak-hak azasi manusia dihargai, apakah keadilan ditegakkan, apakah hak-hak rakyat diperjuangkan. Hal ini merupakan tuntutan untuk membangun masyarakat egaliter. Allah selalu berpihak pada Rakyat lemah dan selalu menjadi korban. “Vox Populi, Vox Dei  (suara rakyat adalah suara Tuhan).[1]. Gereja diutus Tuhan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran serta kebaikan Allah dalam dunia, khususnya lapangan politik. Gereja tidak boleh membiarkan kekuasaan duniawi berkembang kearah yang cenderung destruktif. Oleh karena itu gereja dipanggil untuk menegakkan harkat dan martabat manusia dalam konteks pengelolaan kehidupan bersama melalui kehidupan berbangsa dan bernegara secara egaliter. Gereja melalui Pimpinan Gereja tidak tinggal diam menyikapi permasalahan dalam berbangsa dan bernegara, secara khusus yang menyangkut kemanusiaan[2] Gereja ikut serta dalam mengungkapkan landasan moral bagi kehidupan bernegara. Partisipasi Gereja dalam politik untuk mewujudkan kepedulian, concern dan komitmen untuk menciptakan kesejahteraan bersama. Dalam tulisan ini memberikan pencerahan tentang panggilan gereja untuk membangun masyarakat egaliter dalam memelihara keutuhan NKRI. Gereja tidak hanya berpangku tangan dalam memelihara keutuhan NKRI, melainkan terlibat dalam menyuarakan kebenaran dan keadilan demi untuk kesejahteraan bersama. Gereja hadir bukan untuk dirinya sendiri, melainkan ikut serta dalam menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila dalam terang Kristiani. Gereja  terpanggil secara aktif dan kreatif dalam usaha mencegah segala hal yang merorong pancasila sebagai dasar dan identitas NKRI.

Unduhan

Diterbitkan

2022-09-23

Terbitan

Bagian

Teologi Anugerah