PENATALAYANAN KRISTEN: MENATA ULANG PRINSIP PENATALAYANAN KRISTEN METHODIST INDONESIA DENGAN KACA MATA HUBUNGAN DI ANTARA MANUSIA DAN CIPTAAN BUKAN MANUSIA
Kata Kunci:
Eklesiologi, Ekologi, Manusia, Methodist, Non Manusia, Penatalayanan, Renstra, WesleyanAbstrak
Gereja Methodist Indonesia (GMI) menetapkan visi dalam rencana strategis (restra) tahun 2013 – 2033, “Gereja bertumbuh Memberkati Semua Ciptaan”. Visi besar itu pertama tidak mendapat pendasaran teks (baik Alkitab maupun tradisi Wesleyan) yang memadai sebagai dasar teologis ekklesiologis dan kedua, dari uraiannya jelas bahwa “seluruh ciptaan” yang dimaksud hanyalah manusia (terutama) dan tumbuhan, sementara hewan diabaikan begitu saja. Tradisi Methodist melalui John Wesley sesungguhnya memiliki warisan yang sangat penting dalam hubungannya dengan tema ekologis. Pemahaman eskatologis John Wesley dan karena itu mestinya Gereja Methodist Indonesia adalah, bahwa Kerajaan Surga dan Kerajaan Allah adalah dua frase untuk satu hal yang sama. Pemahamannya adalah, bahwa tidak kurang adanya kondisi sukacita yang besar di surga, tetapi kondisi itu mestinya bisa dinikmati juga di bumi ini; penataan yang tepat bagi kemuliaan surgawi, lebih daripada penguasaan atasnya. Dalam terang itulah mestinya visi GMI “Gereja bertumbuh memberkati seluruh ciptaan” diletakkan dengan tepat. Memahami pesan eklesiologis ekologis Wesleyan dalam terang pergumulan ekologi sebagaimana diuraikan dalam artikel ini akan membawa GMI kepada peran besar dalam kehidupan menggereja dewasa ini.