RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS KULIT KAKAO DAN PUPUK ZA DI PRE NURSARY

Authors

  • Nur Hanifah Panjaitan Universitas Tjut Nyak Dhien
  • Octanina Sari Sijabat Universitas Tjut Nyak Dhien
  • Razali Universitas Tjut Nyak Dhien

Keywords:

kompos kulit kakao, pupuk ZA, bibit kelapa sawit, pre-nursery, pertumbuhan vegetatif

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respons pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) terhadap aplikasi kompos kulit kakao dan pupuk ZA di pre-nursery. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2024–Maret 2025 di Jl. Trompet, Kecamatan Medan Selayang, Sumatera Utara, menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial 3×3 (Kompos kulit kakao: 0, 125, 250 g/tanaman; Pupuk ZA: 0, 10, 15 g/tanaman) dengan empat ulangan. Parameter yang diukur meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan luas daun pada 4–12 minggu setelah tanam (MST). Hasil menunjukkan bahwa amandemen kompos kulit kakao (125 g & 250 g) tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap seluruh parameter hingga 12 MST (rataan kontrol: tinggi 23,29 cm; diameter 6,87 mm; daun 5,59 helai; luas daun 25,35 cm²). Sebaliknya, perlakuan pupuk ZA penuh (15 g/tanaman) secara signifikan meningkatkan tinggi tanaman pada 5, 9, dan 11 MST (puncak 25,00 cm pada 9 MST), jumlah daun pada 6 dan 8 MST (maksimum 3,67 helai pada 8 MST), serta luas daun pada 5, 6, 7, 8, 10, dan 11 MST (puncak 27,46 cm² pada 11 MST), meski diameter batang tetap tidak bermakna. Interaksi kompos kulit kakao × ZA umumnya tidak signifikan pada 4–11 MST, kecuali luas daun pada 8 MST, mengindikasikan bahwa penambahan hara mikro mungkin diperlukan untuk memaksimalkan sinergi kedua amandemen. Temuan ini merekomendasikan penggunaan pupuk ZA pada dosis 15 g/tanaman untuk mendukung pertumbuhan vegetatif awal bibit kelapa sawit, sementara aplikasi kompos kulit kakao memerlukan kombinasi dengan sumber hara lain untuk efektivitas optimal.

Published

2025-06-30