NILAI TAMBAH DAN KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN BIJI CERRY KOPI ARABIKA LINTONG MENJADI KOPI BUBUK DUA VARIAN

Isi Artikel Utama

Manaor Bismar Posman Nababan
Kenal P. Hutapea
Fransiska Rasmi Tindaon

Abstrak

Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan salah satu produsen kopi arabika di Sumatera
Utara. Hal ini menjadi potensi pada pengusaha untuk mengolah biji cerry kopi arabika
lintong menjadi varian kopi bubuk. Pengusaha mendapatkan nilai tambah dari pengolahan
tersebut. Pengolahan kopi mempunyai peranan yang penting dalam menentukan kualitas
dan citarasa kopi. Beberapa metode pengolahan kopi dapat dilakukan dengan metode
Natural procsess, Semi wash dryhulling, Semi wash wethuling dan Honey process. Apabila
kualitas kopi baik maka harga akan lebih tinggi sehingga, layak untuk dikonsumsi dan
memanfaatkan kopi agar memperoleh nilai jual yang tinggi dipasaran.Tujuan penelitian ini
yaitu mengetahui proses pengolahan biji cerry kopi arabika lintong menjadi kopi bubuk dua
varian, mengetahui keuntungan akuntansi dan keuntungan ekonomi, mengetahui besar nilai
tambah yang dihasilkan dari pengolahan kopi dan mengetahui kelayakan usaha pengolahan
kopi. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder dimana data primer
diperoleh dari wawancara dan pengisian kuesioner oleh produsen sebagai responden dan
data sekunder diperoleh dari studi pustaka, internet dan literatur instansi atau dinas terkait
Hasil penelitian menunjukan bahwa sehingga varian 1 merupakan pengolahan bubuk kopi
yang paling menguntungkan secara ekonomi dan akuntasi didaerah penelitian dengan
keuntungan akuntansi dan ekonomi pada pengolahan kopi, pada varian 1 (Sitalbak Coffee)
sebesar Rp7.775.527/sekali produksi untuk keuntungan akuntansi dan untuk keuntungan
ekonomi sebesar Rp 5.481.319/sekali produksi. Keuntungan akuntansi sebesar Rp
856.503./sekali produksi dan keuntungan ekonomi sebesar Rp 335.167 /sekali produksi pada
varian 2 (Coffee Lintong Premium). Nilai tambah pada pengolahan biji cerry kopi arabika
lintong menjadi varian bubuk pada varian 1 sebesar Rp 6.381.319 /sekali produksi dan pada
varian 2 sebesar Rp1.045.166/ sekali produski. Rasio nilai tambah yang diperoleh pada
varian 1 adalah sebesar 53,71 > 50 % dan rasio nilai tambah pada variam 2 sebesar 52,78
> 50 %. (4) Pengolahan varian bubuk didaerah penelitian layak untuk diusahakan dengan
diperoleh nilai R/C pada varian 1 (Sitalbak coffee) sebesar (1,86) > 1, pada varian 2 (Coffee
lintong premium) sebesar (1,21) > 1

Rincian Artikel

Bagian
Articles