PENGENALAN TEKNIK PENGOLAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG DENGAN PEMBERIAN BIOAKTIVATOR PADA BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA DI DESA PAYUNG KECAMATAN PAYUNG KABUPATEN KARO
DOI:
https://doi.org/10.46880/methoda.Vol5No2.pp43-49Keywords:
Volcanic Dust, Bioactivator, Compost Fertilizer, Soil FertilityAbstract
Pengabdian pada masyarakat dilaksanakan di Desa Payung Kecamatan Payung Kabupaten Karo. Pada awalnya pengabdian direncanakan dilaksanakan di Desa Kuta Tunggal, namun karena desa ini adalah salah satu desa yang terkena dampak langsung erupsi gunung Sinabung dan kemudian seluruh penduduk desa direlokasi, maka penngabdian dipindahkan ke Desa Payung. Pengabdian mengambil judul Pengenalan Teknik Pengolahan Debu Vulkanik Gunung Sinabung Dengan Pemberian Bioaktivator Pada Budidaya Tanaman Hortikultura di Desa Payung Kecamatan Payung Kabupaten Karo. Hasil observasi dari potensi desa menunjukkan bahwa di Desa Payung banyak dijumpai debu vulkanik hasil erupsi Gunung Sinabung yang cocok untuk diolah menjadi pupuk kompos (karena masih mengandung unsur hara yang tinggi). Memperkenalkan teknologi pengolahan kompos bioaktif sebagai sumber bahan organik di lahan petani khususnya yang membudidayakan sayur-sayuran. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa produktivitas tanah rendah oleh karena tingkat kesuburan tanah adalah sangat rendah. Salah satu faktor penyebab adalah tanah yang dibudidayakan sudah jenuh dengan pupuk anorganik. Keadaan ini tambah dipersulit dengan debu vulkanik yang menutupi tanah sehingga lama kelamaan terjadi pemadatan dan akibatnya tanah sukar diolah dan air susah menyerap ke dalam tanah. Masyarakat tidak tahu memanfaatkan debu vulkanik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk memupuk tanaman budidaya, disamping mengurangi cost pembelian pupuk serta sekaligus dapat memperbaiki kesuburan tanah serta tidak mencemari lingkungan. Setelah dilakukan transfer teknologi pengolahan debu vulkanik menjadi kompos dan kemudian diaplikasikan ke tanaman cabe dan sayur pahit, diperoleh berdasarkan hasil analisis tanah bahwa kesuburan kimia tanah meningkat, dan pertumbuhan tanaman bagus. Pada waktu tulisan ini dibuat, tanaman belum berproduksi karena faktor semburan awan panas yang sering terjadi, mengakibatkan keterlambatan waktu tanam. Masyarakat petani berharap UMI agar bisa menjadi mitra petani dan dapat membantu memecahkan kendala-kendala yang ada.