KEPEDULIAN SOSIAL JOHN WESLEY DAN APLIKASINYA BAGI GEREJA-GEREJA DI INDONESIA KHUSUSNYA GEREJA METHODIST INDONESIA
Kata Kunci:
Kekudusan, Kemiskinan, Kejahatan, Transformasi, Kepedulian SosialAbstrak
Doktrin John Wesley tentang pengudusan bersifat alkitabiah. Pernyataan ini telah dilakukan penelitian melalui analisis dogmatis-teologi. Pertama, hal ini harus jelas, dan kemudian dilanjutkan ke dampak dasar doktrin ini terhadap transformasi sosial. Pemahaman dampak pengudusan terhadap transformasi sosial tentu tidak lepas dari implikasinya dan konteks sosial John Wesley saat itu. Doktrin pengudusan John Wesley mempunyai implikasi yang sangat jelas bagi gerakan transformasi sosial. Ada implikasi “kekudusan batin” (Cinta Tuhan) terhadap “kekudusan lahiriah” (cinta mengikuti sesama manusia). Dasar doktrin pengudusan John Wesley adalah melalui hubungan dua arah “kasih”. Doktrin pengudusan John Wesley yang berimplikasi pada gerakan transformasi sosial sangat relevan dengan konteks John Wesley saat itu, dimana di Inggris, terdapat latar belakang sosial yang buruk, ekonomi dan politik yang buruk dan spiritual yang sangat lemah. Doktrin John Wesley juga sangat relevan dengan gerakan transformasi sosial di Indonesia yang saat ini dalam konteks harta benda, penderitaan, ketidakadilan dan lain-lain. Gereja Metodis Indonesia, dalam hal ini tidak perlu mencari teori atau tradisi gereja yang lain guna mendinamisasikan komunitas gereja untuk mencapai kesejahteraan bersama. Jika John Wesley berkata: “Dunia adalah Parokiku” maka yang dimaksud juga adalah Indonesia.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Manimpan Hutasoit

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.







