SELIBAT DALAM PANDANGAN KEKRISTENAN (KATOLIK)
DOI:
https://doi.org/10.46880/methoda.Vol9No3.pp112-117Keywords:
Selibat, Kekristenan, KatolikAbstract
Mendengar kata “selibat” mungkin asing didengar karena kata ini jarang didengar, dibicarakan. Jangankan untuk masyarakat umum, dikalangan kekristenan pun sangat jarang didengar. “selibat” berasal dari kata latin “Caelibatur” yang berarti hidup tidak menikah. Gereja katolik ritus latin menuntut bahwa pastor tidak menikah seumur hidup dan taat pada kemurnian pribadi. Menjadi imam dalam gereja katolik berarti menjadi selibat, yaitu tidak menikah dengan alasan-alasan keimanan. Bentuk hidup selibat keputusan-keputusan diatas dihayati secara pribadi. Tetapi imam yang hidup selibat tidak berarti hidup penyendiri melainkan mewarisi tugas penuturan pastoral dan pelayanan bagi umat Allah. Menjadi selibat itu tidak gampang, banyak yang menjadi kesulitan, tantangan, pengorbanan. Ada banyak faktor atau alasan seseorang menjadi selibat. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan. Penelitian ini fokus pada selibat dalam kekristenan/katolik. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendiskusikan selibat dalam berbagai aspek. Penelitian ini menyajikan dan mencoba untuk melihat tentang latar belakang seseorang menjadi selibat. Selibat dipandang dari sisi alkitabiahnya dan dasar sejarah selibat dalam gereja katolik dan ritus- ritus yang lain. Karena menjadi selibat itu tidak semua sama pelaksanaannya, karena ada ritus-ritus yang berbeda aturan dalam pelaksanaannya.